Kamis, 26 April 2012

Suatu Malam di Bangkok





23.00, Bangkok ;


Baru kali ini nih, saya makan ayam dan aneka macam lauk pauk pakai ketan, udah keras, sulit dikunyah pula.

Setelah naruh tas di kamar, meski bagian tubuh saya serasa menjauh dari posisinya dan menghindar dari tugas-tugasnya, namun ikut merayakan malam di Rambutri Road dan Khaosan Road tetap nggak boleh saya lewatkan.

Kawasan ini banyak berderet cafe, restaurant, hotel kelas mawar melati semuanya indah, kios-kios penjual souvenir, travel agen, dan jasa pijat tanpa plus-plus khas Thailand - Thai Massage yang terkenal itu. Pantes aja ramai turis bertebaran, entah sekedar nongkrong, ngebir, ngrokok, dan wira-wiri nggak jelas.

Yang bikin tambah mantap dari kawasan ini, karena ada banyak penjual makanan murah-meriah, mereka keliling pakai gerobak, dengan aneka macam makanan di pamerin diatas gerobak imutnya. Ada ayam goreng, sate ayam, sate babi, sate ati ampela, dan banyak lagi.

Pas banget lah, udah perut kayak okestra musik tanpa sang dirigen, harga makanan yang dijual murah-murah lagi, saya sampai meyakinkan ke penjualnya, apa bener nih harga ayam semurah itu? sombong dikit boleh lah ya.

Dilihat-lihat, ditunjuk, dipanasin, disajikan, dibayar, dan santap! Yummy! 

Tapi, buat saya pribadi makan lauk pauk tanpa nasi itu rasanya kurang plog, jadi saya pesan aja satu nasi, eh, dua nasi aja deh.



''Do you have a rice miss ?'' Tanya saya.

Sambil mengangguk, ibu penjual menjawab, ''Rice? Yes, I have.''

Dengan tangan membentuk salam Peace dan wajah berbinar, saya menjawab ''I will take two!''

''Oke.'' Sembari mengambil nasi yang ada di dalam gerobaknya.



Nasinya dibungkus menggunakan plastik bening, seperti di kepal sehingga bentuknya memadat. Pas dimakan, ham, nyam, tetot, kok agak keras ya?! Wah ini sih bukan nasi namanya, tapi ketan.

Usut punya usut di Thailand itu jika memesan rice berarti pesan ketan, kalau mau pesan nasi beneran berarti pesan steam rice. Baru makan setengahnya udah kerasa banget efek sampingnya, langsung kenyang! 

Efek samping lainnya setelah makan ketan, saya jadi susah payah buang air besar selama beberapa hari, pas boker itu rasanya seret.

Tapi ngrasain aneka macam makanan dan cemilan di Thailand itu wajib, mulai dari Pad Thai semacam bihun  yang di goreng, Tom yam Kung, dan aneka macam gorengan dari serangga yang dijual dengan menggunakan gerobak keliling, serangga yang dijual umumnya seperti belalang, ulat, jangkrik dan aneka kawanannya.


Sumber Foto : http://www.eugenegoesthailand.com


Malam pertama di Bangkok, saya tutup dengan pijat. Yuhu! Saatnya mencoba Thai Massage dekat tempat saya menginap di Rambutri Road nih, cukup dengan membayar 100 baht tiap 30 menitnya, saya udah bisa ngrasain pijatan yang maknyus, saingannya si Ujang nih! 

Sekedar informasi (nggak) penting. Ujang itu adalah pria tangguh, berbadan kekar, berwajah melankolis.  Dia putra asli tanah Jawa, yang berumur sekitar 40 tahun. Dia biasa dipanggil ke rumah untuk mijetin saya, dan sekeluarga kecuali mama saya tentunya.




If you reject the food, ignore the customs, fear the religion an avoid the people, you might better stay at home. -James Michener






Tidak ada komentar:

Posting Komentar