Rabu, 18 April 2012

Cambodia : Negeri Hangat nan Damai





Tuk tuk yang di pesan sehari sebelumnya sudah menunggu di depan hotel, bergegas saya menaikinya, dan berangkat.



Cermin Tuk-Tuk



Masih pagi hari, suasana jalanan kota Siem Reap masih sepi, membuat tuk tuk dapat melaju dengan leluasanya di jalan, kecepatan laju tuk tuk menciptakan hembusan angin yang semena-mena menghantam wajah. Yuhuu, kayak gini toh rasanya naik tuk tuk, silirrrrr brother! Hahaha.

Selama perjalanan dari hotel ke Angkor Wat, tiba-tiba saya merasa ada getaran yang membuat hati getir, sempat saya melihat bagaimana bulu-bulu di tangan berdiri, saya merinding, saya terharu.

Nggak bermaksud berlebihan, tapi saya sungguh merasakan hal itu, saya tak tau apa penyebab pastinya, tapi saat itu terjadi, dalam pikiran saya terlintas bagaimana saat awal saya tiba di Vietnam, sebuah awal untuk menuju 4 negara lainnya, dan sekarang, saya sedang duduk di sebuah kendaraan yang dulu hanya bisa saya lihat melalui sebuah layar LED 21 inch, diatas tuk-tuk ini saya melebur dalam suasana hangat kota Siem Reap, saya akan dibawa menuju sebuah kota purbakala. Kota Angkor yang mendunia.


''Silahkan turun, sudah sampai. Beli tiket disana, dan kembali naik tuk-tuk untuk menuju Angkor Wat.'' Ucapan supir tuktuk seakan memecah fokus saya, tak lagi ada hening, tak lagi melamun.


Menerjang Pagi


Hanya setengah jam perjalanan dari hotel menuju loket masuk Angkor Wat. Kebetulan saat itu nggak pakai ngantri, tinggal bayar, dan yap, tiket di tangan. Lhoo?! Mana tiket masuknya? Eh, si mbak penjaganya malah nyuruh saya lihat ke arah benda yang berberbentuk persegi panjang dan ditengahnya terdapat kamera kecil. Buset dah, saya mau di foto? jangan-jangan di tiket masuk nanti ada foto saya, gawwaatt! Saya belum siap menerima kenyataan ini! Saya belum mandi woy!

Jepretttt....



Tiket Masuk Angkor  Archaeological Park


Sial, kenapa nggak ada yang bilang kalau ada sesi foto sebelum masuk angkor wat, tau gitu kan saya mandi dulu, rapi-rapi dulu. Yaudah lah, apa boleh buat, nasi terlanjur menjadi bubur, lagian sekarang saya sudah masuk ke Area Angkor Wat! Yuhhhuuuu. Hap hap hap. Chibi chibi chibi. Hoorree!

Angkor Wat gagah banget! Mata saya disuguhi sebuah pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Tepat didepan saya, ada sebuah candi dikelilingi kolam yang luas banget. Mantap bangetlah pokoknya.

Walaupun area Angkor Wat ini rindang, karena begitu banyak dipenuhi pohon-pohon gede, tapi tetap aja cuaca saat itu panas banget, untungnya semangat saya lebih berapi-api dibanding teriknya matahari sekalipun, seakan matahari menciut waktu saya lirik, padahal baru saya lirik lho.


Angkor Archaeological Park luas buanget, dari info yang saya dapat, luasnya 400 Kilometer persegi. Wuidih, 11 - 12 lah sama perkarangan rumah! 

Sekedar informasi nih, di dalam area seluas itu, nggak hanya berdiri satu Wat ( Candi ) yaitu Angkor Wat saja, tetapi ada berpuluh-puluh Wat lainnya, beberapa yang terkenal dan wajib dikunjungi diantaranya : Bayon, Phom Bakheng, Angkor Thom, Ta Prohm.

Jarak antar Wat ada yang berdekatan, ada juga yang berjauhan (walaupun berjauhan tapi tetap baikkan kok). Jadi, cara terbaik untuk menuju satu Wat ke Wat lainnya ya pakai jasa tuk-tuk, kemudian berjalan kaki untuk mengelilingi bagian dalam Wat yang nggak kalah luasnya. Yang pasti buat hati riang gembira plus kaki cenat cenut! Hehehe.






Aha! Ada yang unik nih, saat saya berada di area Angkor Wat dan Bayon, banyak pedagang yang menawarkan air minum, kaos, dan lai-lain. Nggak kayak para pedagang di Borobudur yang nawarin barang dagangannya secara keroyokan, mereka nawarinnya dengan cara teriak-teriak, lalu ngikutin kemana saya jalan, tapi mereka nggak mendekati kami, jadi ada jarak diantara penjual dan pengunjung. Saya maju dia maju, saya mundur dia ikutan mundur deh, hehehe!

Setelah saya perhatikan dengan seksama ternyata mereka dibatasi dengan sebuah tali rafia yang di bentangkan di permukaan tanah, dan mereka nggak boleh nglewatin tali itu (kalau nglewatin tali di diskualifikasi mungkin). Sip banget ya cara mereka menjajakan dagangannya, membuat pengunjung jadi merasa nyaman, dan nggak risih juga kan. Salut buat mereka!


Eits, Jangan Melebihi Batas


Awal saya menginjakkan kaki dan melihat Angkor Wat pun saya sudah salut dan takjub, ini adalah sebuah mahakarya yang luar biasa mempesona, apalagi saat beriteraksi dengan masyarakat setempat, tidak sama sekali terlintas dalam benak saya kalau negara ini adalah negara yang masih dilanda perang saudara, negara dengan tingkat kriminalitas yang tinggi, salah satu negara miskin di Asia Tenggara.

Saya tidak melihat, saya tidak merasakan itu semua! Mereka seakan menyakinkan siapupun yang datang, bahwa tak ada yang harus ditakutkan, kalian akan merasa hangat dan damai di negara ini.



Damai Untuk Sesama



Or - Khun, Cambodia !




4 komentar:

  1. George, sewa tuktuk dari hotel ke Angkornya berapa? itu sewa sehariankah ?

    Trus harga tiket masuk ke Angkor utk 1, 2 dan 3 hari berapa dollar US?

    BalasHapus
  2. saya dapat 20 USD mas, full day, dari sunrise sampai sunset, trus dibagi 3 orang sama teman saya.

    harga one day pass 20 USD mas, tapi nggak tau kalau 3 hari mas.

    BalasHapus
  3. ada alternatif tiket lain yg lebih murah nggak selain tiket satu hari?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya tidak ada, tiket paling murah hanya tersedia untuk satu hari saja :)

      Hapus