Senin, 16 April 2012

Serba Dollar




22 Maret 2012, Cambodia ;




"Berapa harganya?" "Blabla dollar." 

"Ini berapa?" "Tiiittt dollar." 

"Saya beli satu, berapa?" "Rrrrrrr dollar."

 "Berapa harga tiketnya?" "Ngoookk dollar."


Awalnya, saya sampai nggak tau mata uang Cambodia itu sebenarnya apa. Dimulai dari beli tiket minivan Phom Penh - Siem Reap, beli souvenir di Rusian Market, beli jagung di Grand Palace, beli tiket masuk ke Killing Field, beli air mineral di Angkor Wat, bayar tuk-tuk, bayar hotel, semua bayar pakai dollar. Serba dollar!


Memfoto dan Difoto


Saya, tiba di Phom Penh, ibukota negara Cambodia pukul 12.00. Jadi, kurang lebih 12 jam lamanya dari Ho Chi Minh City, Vietnam. Wuih, kota Phom Penh itu panas banget, turun dari bus langsung disambut sama teriknya matahari, alhasil kepala nyut-nyutan, diperparah dengan kondisi perut yang keroncongan, sempurna!

Phnom Penh sebenarnya bukanlah kota tujuan utama saya datang ke Cambodia, tujuan saya yaitu Siem Reap. Waktu tempuh dari Phom Penh ke Siemp Reap sekitar 7 jam. Kebetulan saat di Cambodia saya bersama dengan teman-teman backpacker asal Indonesia, maka kami memutuskan naik minivan aja ke Siem Reap. 

Karena rombongan akan berangkat ke Siem Reap pukul 16.00, jadi, sebelum berangkat kami memanfaatkan  untuk mengunjunggi tempat-tempat wisata di Phnom Penh, sepeti Grand Palace, Rusian Market, dan Killing Filed. Nah, sebenarnya saya ingin menukar uang dulu nih sebelum berkeliling Phom Penh, eh, ketika saya bertanya letak Money Changer ke Supir Tuk-tuk, dia justru bilang gini :


''Nggak usah ditukar, kami pakai dollar kok.''

''Dollar Cambodia?''

''Bukan, dollar Amerika.''




Setelah saya melakukan beberapa pengamatan disana *asik, saya menyadari bahwa sebenarnya Cambodia itu nggak punya uang logam lho! Dalam urusan bayar-membayar mereka juga lebih menghargai dollar dari pada mata uangnya sendiri yaitu, riel. Sekedar informasi, nilai tukar 1 USD itu sama dengan 4000 Riel, jadi, mereka kasih riel itu ya hanya buat kembaliannya aja. 


I n t e r m e z z o 


Oia, ada yang sudah pernah dengar Killing Field? Dari namanya saja tentu kita bisa menebakkan tempat apa ini? Killing Field atau Ladang Pembantaian dulunya adalah tempat pembataian masal masyarakat Cambodia. Didalam area ini ada semacam menara yang berdindingkan kaca transparan, dan didalamnya terdapat ribuan tengkorak manusia. Pembantain ini dilakukan saat Khmer Merah berkuasa, Khmer Merah itu adalah cabang militer Partai Politik, ya mungkin semacam tragedi G 30 S PKI gitulah.


Killing Field


Kalau dari segi sejarahnya, Killing Field memang tragis dan sedikit bikin ngilu. Tapi sebenarnya agak lebay juga sih kalau tempat ini dibilang bagus, menarik, ngeri atau bahkan bikin merinding (tempatnya lho, bukan dari segi sejarahnya). Beberapa pengunjung dari Indonesia bahkan ada yang dengan semangat '45 becerita apa yang dia rasakan dan lihat di dalam, mereka terkagum ketika melihat banyak tengkorak yang tersusun rapi di dalam 'etalase'. Sebenarnya sah-sah aja sih, tanggapan saya cuma satu, pasti belum pernah ke Toraja! hehehe.





3 komentar:

  1. Eh George, perjalanan darat Pnom Penh-Siem Reap selama itukah sampe 7 jam ? dari berbagai referensi yg saya baca dan pengalaman teman-teman yg sudah pernah ke sana katanya "cuma" 4-5 jam?

    Ujung-ujungnya teutep promosi Toraja yeeeee hehehe.

    BalasHapus
  2. iya mas, sebenarnya 5 jam-an. tapi pak supirnya bilang, dia nggak mau ngebut-ngebut dan kamu sempat singgah sekali untuk makan malam. saat di phnom penh saya kebetulan join teman-teman backpacker indonesia untuk sewa travel.

    kalau masnya naik bus mungkin 4-5 jam sampai mas.

    BalasHapus
  3. hahaha iya mas, Toraja, tetep :)

    BalasHapus