Sabtu, 30 Juli 2011

Solo: The Spirit Of Java

25 Juni 2011;


Pukul 18.00 WIB aku sudah tiba di kota Solo. Dari informasi yang aku dapat dari sebuah komunitas travelling di dunia maya (dibaca: couchsurfing), acara Solo Batik Carnival akan diadakan mulai pukul 19.00 WIB disepanjang jalan Slamet Riyadi, ini bearti sepanjang jalan tersebut akan ditutup untuk umum dan lalu lalang kendaraan akan tergantikan oleh meriahnya acara satu tahun sekali, acara yang di gelar untuk menyambut hari jadi kota Solo.


Begini awalnya;


Diawali dari turunnya kadar semangat saat weekend berganti senin, yang seharusnya beberapa menit lagi kuliah justru aku masih berleha-leha di kasur, setelah sedikit ada tenaga, aku mulai melakukan rutinitas: 

Mandi? 
Bersihin kamar? 
Kuliah? 
 Ya! Salah! 
Buka laptop dan browsing! Ayeee.

Membuka event wisata yang tersedia di kolom couch-surfing dan taraaaaattaa! tanggal 25 Juni 2011 ada Solo Batik Carnival yang populer dengan nama SBC dan ini adalah SBC keempat dan pertama kali diadakan di malam hari dan kali pertama buat-ku.




 Ini kisahnya, 19.00 WIB;

Setelah parkir mobil di stasiun Purwosari aku bersama dua kawanku nonot, aji dan adikku enceng, berjalan  menuju garis start dan panggung tempat tamu undangan berada. Pawai ini akan berjalan hingga bundaran gladak atau patung Slamet Riyadi.

Jalan Slamet Riyadi adalah jalan utama  dan merupakan pusat aktivitas paling produktif di kota ini, karena di tempat inilah banyak berdiri mall, toko-toko elektronik, dan pusat wisata kuliner.  Sepanjang 6km telah dipasang delapan panggung VIP beserta sorot lampu meriah untuk ikut serta menari-nari meramaikan pawai batik yang mengangkat tema "Keajaiban Legenda".




Informasi dan fakta yang aku dapat, para partisipan dalam acara ini berasal dari semua kalangan baik profesi maupun umur, dan yang membuat aku terkagum selain para model yang cantik-cantik adalah bahwa tujuh ratus partisipan dari rakyat Solo yang ingin mengikuti pawai dengan menjadi model, ternyata membiayai sendiri busana batiknya (biaya mandiri) dan sebelumnya mereka diberi pelatihan selama empat bulan. wooow mantap!


Kira-kira ada dua jam aku berdiri menyaksikan ratusan model berjalan seliweran menyejukkan mata dengan busananya yang indah dan menarik terutama saat Putri Indonesia dengan menaiki andong menyapa kami dengan senyum manisnya. Rasanya seperti terbang ke langit ketujuh, menembus rasi bintang berlapis-lapis dan terjun bersama paus akrobatik. Berlebihan! Karena faktanya dengan tubuhku yang kecil ini, terlebih dahulu aku harus bersusah payah melompat, menyusup, menerobos, menggiring, menendang dan goooll, kerumunan orang untuk sekedar mengambil foto para model. 

Oh iya! aku lupa memberitahu satu hal. Para partisipan yang sebagian besar adalah perempuan ini sudah di setting untuk bersahabat dengan wisatawan atau fotografer. Artinya, ketika kita hendak meminta foto bersama dengan mereka, maka dengan senang hati mereka menerimanya.
 


26 Juni, 01.00 WIB

Dan malamku di Solo ditutup dengan menikmati kuliner di Jajanan Malam GLB (dibaca: Gladak Langgen Bogan Solo) semacam food court dengan penampilan yang berbeda dan wajib dikunjungi.


Aku bermalam di mobil yang telah aku parkir di stasiun Balapan. Melentangkan tubuh di bagasi mobil sembari mendengarkan lagu bengawan solo yang di bawakan musisi lengendaris Alm. Gersang.



Minggu pagi;


Tepat pukul 5 pagi aku telah terbangun dari tidurku, setelah sedikit melakukan gerakan-gerakan kecil, aku menuju toilet umum untuk membilas wajah dan bersiap kembali menjelanjah kota solo.


Perjalanan pagi ini aku mulai dengan mengendarai mobil mengelilingi tiap sudut kota dan singgah di jalan  Slamet Riyadi, jalan protokol yang semalam menjadi pusat hiburan menarik sekarang berubah menjadi pusat interaksi sosial yang nyaman dan menyehatkan bagi warga kota Solo. Ternyata pagi ini sedang diadakan CFD alias Car Free Day. Banyak orang bersepeda santai, berjalan-jalan, senam masal, bermain voli, tenis meja, badminton yang semuanya menggunakan lapangan berukuran mini dan pedagang tidak ketinggalan untuk ikut meramaikan CFD ini.






Dengan slogan: The Spirit of Java, Negeri Kasunanan telah berbenah hingga menjadi daya tarik baru wisatawan untuk datang ke Indonesia, keseriusan  dalam memajukan pariwisata tanpa meninggalkan  unsur budaya jawa patut kita apresiasi.



Lihat Kumpulan Foto SBC 2011: http://on.fb.me/qkJM0P