Sabtu, 07 Juli 2012

Sepenggal Kisah di Singapore




Merlion - merupakan ikon Negara Singapore yang sangat terkenal. Merlion dirancang oleh Mr. Fraser Brunner dan kemudian di bangun oleh seniman bernama Lim Nam Seng. Kepala patung ini berbentuk Singa dengan badan menyerupai ikan diatas ombak. Entahlah, bagaimana bisa Merlion begitu memikat di mata wisatawan mancanegara. Kayaknya kurang syah aja kalau belum berfoto ria dengannya. Termasuk saya, kesempatan untuk kembali melihat Merlion tidak saya lewatkan. 

Setiap hari ratusan pengunjung memadati kawasan Merlion Park, selain melihat Merlion, dari kawasan ini kita juga dapat melihat landmark Negara Singapore lainnya dengan asitektur yang tidak kalah unik, seperti: Esplanade - Gedung teater dengan atap menyerupai kulit durian, Marina Bay Sand dan Stadion apung di Marina Bay, serta Singapore Flyer yang senantiasa berputar untuk membawa pengunjung melihat lansekap  3 negara sekaligus yaitu Singapore, Malaysia (Johor) dan Indonesia (Batam) dari ketinggian 165 meter.

Semakin sore semakin menjadi saja tempat ini, saya pun kembali melangkahkan kaki ke sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari Merlion Park, dekat dengan patung Thomas Stamford Rafflesh. Berbeda dengan  di Merlion Park. Disini suasana lebih hangat dan nyaman, tidak ada keramaian orang-orang yang mengantri untuk sekedar memfoto atau di foto. Sepertinya ini adalah tempat favorit berkumpulnya warga Singapore, mereka berolahraga, bercengkrama, bermain, atau sekedar bernostalgia.

Mencoba Bernostalgia

Mass Rapid Transit. Ini transportasi umum yang nggak ada dan semoga segera ada di Indonesia, kabulkan doa Baim ya Allah! Dan tentu saya ingin sekali menaikinya! Di Singapore saya memilih menginap di Bugis Street dan kebetulan penginapannya dekat dengan stasiun MRT, saya hanya perlu berjalan lurus sepanjang trotoar, melewati tiga lampu merah, dan plag berwarna hijau dan merah dengan gambar KRL dengan tulisan MRT, stasiun MRT Bugis ini terletak di bawah tanah lho.

Baru masuk ke dalam stasiunnya saja saya sudah di paksa untuk syok saudara-saudara. Bagaimana tidak, ini orang-orang kok pada jalan cepat-cepat sih, mau itu perempuan, laki-laki, anak-anak sekolah, seakan semua sepakat untuk jalan cepat, grak! nggak boleh lambat, pada nggak nyantai nih!

Emm, kalau mau naik MRT, kita harus membeli ticket elektronik dulu di alat yang menyerupai ATM. Ya, kalau saya sih harus melihat dulu cara orang lain melakukannya, kalau masih belum paham baru deh bertanya ke petugas Informasi, nanti mereka akan menjelaskan caranya dan memberikan peta jalur MRT juga. 

Berikut info dari informan, untuk seorang yang sedang mencari informasi cara menaiki MRT di Singapore.

Kita harus beli tiket dulu di mesin GMT (General Ticketing Machine). Karena hanya sekali jalan, kita akan mendapatkan tiket standar berwarna hijau. 

Cara mendapatkan tiket ini :

Pertama, Perhatikan layar pentunjuk GMT. Pilih menu Buy Standard Ticket.

Kemudian, Pilih tujuan Stasiun pemberhentian kita. 

Perhatikan apakah Stasiun tujuan sejalur dengan Stasiun awal, kalau tidak sejalur maka harus berganti jalur terlebih dahulu atau transit, pada peta ditandai dengan titik berwarna putih.

Setelah itu pilih jumlah tiket yang akan dibeli, harga satu tiket-nya sekitar S$ 1 - 3 tergantung jarak stasiun tujuan.

Masukkan uang koin atau kertas sesuai jumlah yang diminta, kalau uangnya lebih nanti mesin secara otomatis akan memberikan kembaliannya. 

Dan, hap! Tiket sudah ada ditangan. Rayakan saudara-saudara! Rayakan! Jangan Ragu!


Nah, hari ini tujuan saya ke Unvirsal Studio. Dari Stasiun MRT Bugis saya harus menuju Stasiun MRT Harbour Front. Pada peta, Harbour Front itu berada pada jalur ungu, sedangkan saya berangkat dari jalur hijau, maka saya harus transit dulu nih di Stasiun MRT Outram Park, baru deh saya bisa menuju ke Harbour Front. Setibanya di Harbour Front saya berjalan ke arah Vivo City untuk membeli Sentosa Express Card di Lantai 3. Sentosa Express inilah yang akan mengantar saya ke Universal Studio. Mudah yaa?!



''Maa maaah! Kok foto-foto terus? Kapan mainnya?!'' 


Entah sudah berapa lama anak itu menunggu keluarganya yang sedang asik berfoto ria, jangan-jangan nungguin selesai fotonya lebih lama di banding ngantri permainan, hahaha! Puk Puk buat si adek. 


Universal Studio Singapore atau biasa disingkat USS merupakan taman rekreasi super wow yang beroperasi dari jam 10.00 sampai 19.00 saat off-season. Terletak di Resort Wolrd Sentosa, Pulau Sentosa. Taman rekreasi ini lumayan luas, kata mereka luasnya mencapai 20 hektar dengan 24 atraksi atau wahana permainan. Semacam Dufan lah kalau Indonesia, hanya saja di Universal Studio Singapore itu lebih berwarna dan wahana permainannya-pun lebih membangkitkan gairah, dengan dilengkapi teknologi mutakhir dari planet antah berantah, kecuali permainan yang satu ini . . .


Karena saat mengantri keluarga adek tadi lebih memilih foto dan memfoto terlebih dahulu, maka saya dibolehkan untuk mendahului antrian. Saat itu antrian permainan ini berbeda dengan antrian permainan lainnya, lebih panjang dan lebih lama, waaah semakin bikin penasaran aja nih. 10 menit berlalu . . . 15 menit berlalu . . . 30 menit . . . 45 . . . dan akhirnya giliran saya untuk mencoba permainan ini.

Saya-pun duduk di sebuah mobil jeeps mini yang menyerupai mobil golf alias caddy golf, tettoott! Si mbak berpakain ala pemburu harta karun di film Indiana Jones memasangkan seat belt sembari menyampaikan pesan dengan nada pelan, meyakinkan dan penuh harapan, ''Semoga berhasil menemukan harta karun.'' Buset, pesannya penuh tanya dan misterius sekali! awal yang menegangkan! 


Nama permainan ini Treasure Hunter, permainan yang nggak sesangar namanya, dengan menaiki mobil dengan kecepatan tidak lebih cepat dari melernya ingus, saya dipakasa untuk melintasi rel yang kanan kiri-kirinya . . . ahhh, berat rasanya untuk mengungkapkan. Saya rasa ini satu-satunya permainan yang, zonk !





'' Don't Spend Money On Things, Spend Money On Experiences. ''





Tidak ada komentar:

Posting Komentar