Selasa, 10 Agustus 2010

Tana Toraja : Negeri Orang Mati yang Hidup



Gunung Nona




Segeralah bangun matahari, bangkitlah dari peraduan-mu sinarilah Indonesia-ku dan akan kulihat elok nan indahnya alam Tanah Pertiwi di Tana Toraja. 


Saya terbangun dari tidur malam, pagi ini matahari begitu semangatnya bersinar seakan tak peduli bahwa umurnya sudah tidak tua lagi. Cahayanya yang begitu kuat dan terang membangkitkan gairah untuk melakukan perjalanan panjang menuju Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


Toraja, inilah tujuan wisata saya pada liburan akhir Desember tahun lalu ( 2009 ), saya sudah lima kali bertamu ke kampung halaman Ayah saya ini, namun Negeri ini senantiasa menghidupkan ingatan saya tentang sebuah pengalaman dan pesona panorama alam serta keunikan adat-istiadatnya, mungkin itulah sebabnya saya selalu rindu kembali kesini.

Sungguh sebuah perjalanan panjang yang cukup melelahkan, jika stamina tidak kuat, tak jarang akan membuat kepala serasa berputar-putar, karena jalan yang berliku-liku dan naik turun menjadi teman perjalanan. Beruntunglah saya berjumpa dengan si Nona yang baik hati, dengan keramahannya saya diperbolehkan untuk beristirahat di warung-warung yang berdiri di depan tubuhnya. 


Mereka menyebutnya Gunung Nona. salah satu pemandangan yang sangat menarik ketika kita melakukan perjalanan ke Tana Toraja. Gunung Nona terletak di desa Bambapuang, Kabupaten Enrekang, di sebuah warung kopi saya akanbeirsitirahat sejenak, menyeruput secangkir kopi hangat, sembari menikmati tubuh indahnya. 


Ada yang bilang bahwa wisata yang menarik adalah ketika mata, hati dan telinga kita bisa merasakan merdunya alunan suara ombak pantai, ada juga yang bilang bahwa wisata yang unik adalah ketika mata kita melihat bangunan-bangunan unik dan tua berdiri kokoh di hadapan kita, Tapi sayang, di Toraja semua ini hanya bisa diimajinasikan saja, karena tidak ada obyek wisata seperti itu di tempat ini! Lantas apa yang menarik dan unik di Tana Toraja?





Dua Sejoli di Pemakaman Londa





Negeri Orang Mati yang Hidup ; 

Julukan yang saya berikan setelah sekian kali berkunjung ke Tana Toraja. Melihat bagaimana tengkorak-tengkorak manusia memperlihatkan pesonanya dan berpuluh-puluh kerbau dan babi dengan rela disembelih ketika upacara kematian berlangsung demi sebuah ritus kehidupan.



Suasana pada pesta Rambu Solo'




Londa, Lemo dan  Lo'Ko Mata ;

Merupakan salah magnet kuat yang menarik minat wisatawan untuk datang ke Tana Toraja. Londa, Lemo dan Lo'Ko Mata adalah Pemakaman Tradisional yang sangat terkenal di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Peti mati dan tulang-belulang manusia akan diletakkan ke dalam dinding berbatu diamana terdapat lubang dan gua-gua pada bagian dalam. Jangan takut untuk masuk ke dalam, karena mereka semua akan menyambut kalian dengan ramah dan senang hati, asalkan tidak sekali-kali punya keinginan untuk mengambil tulang belulang mereka. 







Londa
Lemo



Peti Mati - Suasana di dalam Londa




Merokok Hingga Akhir Usia




Dibantai demi sebuah ritus kehidupan 
dan strata sosial. ;


Datanglah di bulan Juni, Juli atau Desember dan saksikanlah pembantaian kerbau dan babi secara kolosal oleh para penjagal, inilah saran dan tip saya ketika kamu ingin berkunjung ke Tana Toraja. Di bulan-bulan  itu, kita dapat melihat bagaimana unik dan sakralnya adat-istiadat Tana Toraja. Upacara adat kematian (Rambu Solo') salah satunya. Upacara kematian (Rambu Solo') mewajibkan keluarga yang ditingalkan membuat pesta sebagai tanda penghormatan kepada yang meninggal. Pesta ini mulai berlangsung satu malam bahkan hingga tujuh malam lamanya, dalam Upacara Adat ini berpuluh-puluh ekor kerbau dan babi  akan disembelih, tergantung strata sosial keluarga tersebut.



Kerbau Belang (Bahasa Toraja : Tedong Bonga) 200 - 250 Juta


Tana Toraja selalu membuat saya terpukau dan kagum dengan apa yang mereka miliki. Mulai dari wisata  Pemakaman Tradisional, Upacara Adat Kematian, Keindahan Alam, Keramahan Masyarakatnya dan Rumah Adatnya senantiasa menampilkan pesonanya. Sungguh pengalaman yang tak akan terlupakan.


KE'TE KESU - Perumahan Tradisional Tana Toraja





Tongkonan - Rumah Adat Tana Toraja











8 komentar:

  1. matek... hahaha... serem kali bang :P
    hahaha..
    nanti saya kesana.. tunggu !!
    hehe..

    BalasHapus
  2. hahaha..
    okeoke. selamat berkunjung ke negeri orang mati yang hidup!
    haha

    BalasHapus
  3. btw udah join CS belum mas ? join yuk... :D

    BalasHapus
  4. belum e mas, ntar saya coba join. Thx buat infonya mas.

    BalasHapus
  5. wahhhh rapi sekali mass ,, kunjungi blog ku juga yaa http://rugratsgraduation.blogspot.com/
    ini aku kevin

    BalasHapus
  6. wahh, kayanya seru yahh. kalu mau liat adat nya di bulan desember kira2 di tanggal berapa?

    BalasHapus
  7. kalau saya selalu datang setelah hari raya natal (sekalian berkunjung ke rumah nenek dan kakek) dan pasti ada acara adat gitu, bearti sekitar tgl 25-31 desember.

    nah kalau lebih pastinya, mbaknya bisa lihat di website resmi wisata tana toraja aja (bisa dicari di google hehe), karena acara adat disana sekarang sudah menjadi tanggalan wisata.

    trimakasih sudah mau berekunjung

    BalasHapus