Jumat, 02 September 2011

Indonesia di Mata Djamal (solo backpacker asal maroko)

Begini ceritanya;

Jadi setelah melakukan ritual tak biasa dan terbilang aneh, yaitu bangun jam 3.00 dan langsung mandi pada suhu 4 derajat celcius, jeep berwarna hijau telah menjemputku untuk berangkat ke Penanjakkan dan Kawah Gunung Bromo.


Sungguh perasaan luar biasa ketika menikmati dua mahakarya Tuhan dari Penanjakkan. Cahaya matahari yang beranjak dari peraduannya, serta indahnya pesona Gunung Bromo saat itu.

Dan sebuah pertemuan dengan seorang solo backpacker asal maroko yang menetap di belgia menambah pengalamanku disana, hingga akhirnya kami melanjutkan perjalanan bersama ke jogja.


Seharusnya kami berada dalam satu elf yang sama menuju jogja. Tapi entah kenapa mobil yang mengantar djamal dari desa cemoro lawang ke probolinggo mengalami ketelambatan berjam-jam, alhasil aku harus berangkat terlebih dulu ke jogja.


Jogja;

Selama di indonesia Djamal belum menganti Hand Phonenya dengan nomor indonesia, jadi aku mengirim email ke dia, agar saat dia tiba di jogja segera mengirim alamat hostelnya, sehingga aku dapat menemuinya.

Semalaman aku menunggu, tapi tidak ada email balasan dari djamal. Hingga akhirnya malam berikutnya djamal baru membalas emailku. Ternyata dia tiba pukul 01.00, padahal aku sampai di jogja pukul 21.00, dan dia kelelahan hingga tertidur seharian, alhasil dia baru sempat membalas emailku pada malam harinya.


Djamal menginap di daerah Prawirotaman. Pilihan yang tepat dengan banyak hostel murah. Dan aku baru sadar, 19 tahun aku tinggal di jogja, dan baru pertama kali aku masuk kawasan ini. Disambut dengan gapura megah bertuliskan PRAWIROTAMAN dengan aksara jawa dibawah tulisannya, dan terdapat semcama papan pengumuman yang memuat puluhan nama-nama hostel atau homestay yang berada di kawasan ini. Belum lagi saat melihat ratusan bule-bule seliweran dengan tas ransel yang melekat di punggungnya, sebuah pemandangan yang unik.


Aku menuju hostel tempat dimana djamal menginap, namanya delta homestay. Semalam kami sepakat untuk bertemu pukul 10.00. Akupun sudah tiba di hostel jam 09.30, menunggunya di ruang tunggu dan beberapa menit kemudian dia menemuiku. Dan tau kah kamu apa kata pertama yang keluar dari mulut djamal?


Akhirnya kita bertemu lagi george dan aku tidak menyangka kamu datang tepat waktu, baru kali pertama selama di indonesia, aku menemui orang yang bisa datang tepat waktu.


Ini bukan sebuah pujian buatku, yang aku yakini ini merupakan sindiran untuk negeriku, aku hanya bisa tersenyum dan tertawa.


Tepat pukul 10.00 kami berangkat menuju tujuan utama kami. Candi Borobudur.


Candi Budha terbesar di Indonesia ini di bangun pada Wangsa Syailendra, terletak di magelang, jawa tengah. Kurang lebih dua jam untuk mencapai lokasi tujuan. Sebenarnya Candi Borobudur juga menawarkan keindahan tersendiri bagi mereka pecinta wisata sunrise. Ada banyak penginapan disekitar Candi Borobudur jika kamu ingin menyempatkan untuk melihat sunrise dan jala-jalan mengelilingi pedesaan sekitar Candi Borobudur.



Pukul 12.00 WIB 
(Waktu Indonesia Bagian Brobudur);

Kami tiba di Candi Borobudur. Dan matahari bersinar sangat terik, aku mengambil payung di bagasi mobil, tujuannya untuk melindungi kepala kami dari congkaknya matahari saat itu. Tapi apa kata djamal? 


Kamu pakai saja george, kamu jauh lebih membutuhkan, aku sangat menikmati panas seperti ini.

Sial sial sial tahukah kalian suhu saat itu berapa derajat celcicius? 39 derajat celcius saudara-saudara setanah air! Dengan kepala mulai pusing, mata memerah, kulit menghitam, keringat mengucur, namun gengsi lebih dominan akhirnya aku memutuskan tidak memakai payung, ya masak aku kalah sih sama manusia yang sebagian hidupnya tinggal di suhu hingga minus 4 derajat celcius, tidak mengenal suhu melebihi 15 derajat ini, belum lagi dia sedang menjalani ibadah puasa lho.



Oke saatnya menjelajahi mahakarya nenek moyangku, mengenalkan ke djamal bagaimana hebatnya bangsaku "dulu".

Karena djamal adalah turis asing, jadi kami masuk ke ruangan khusus pembelian tiket untuk wisatawan mancanegara. Harga tiket untuk djamal 120.000,- harga tiket untukku 10.000,- setelah mendapatkan tiket, djamal diperbolehkan untuk mengambil soft drink dan cemilan. Dalam ruangan yang sama, dilayani dengan orang yang sama, dan hanya djamal yang mendapat penawaran untuk mendapatkan minuman dan makanan secara cuma-cuma, saat itu juga kami saling memandang heran, tanpa diberi aba-aba dua kejadian itu membawa kami tertawa bersama. Tebak sendiri kenapa kami tertawa ya :) Dengan sopan djamal kemudian menolak penawaran itu, lagipula saat itu djamal juga sedang berpuasa.



Kalau aku tidak berpuasa aku tetap tidak akan menerima penawaran itu, tapi justru aku akan marah ke pelayan itu george.


Saat kami kesana, ternyata Candi Borobudur masih dalam tahap renovasi akibat debu vulkanik merapi, jadi pada tingkat 8-10 ditutup hingga September 2011. Yaaa sayang sekali aku tidak bisa mempraktekkan ke djamal sebuah mitos disini, mitos yang paling terkenal adalah Kunto Bimo, yaitu arca dalam stupa yang konon dapat mengabulkan permintaan. Stupa yang dimaksud adalah stupa sebelah kanan pada teras lingkaran yang pertama. Menurut cerita bila berhasil menyentuh bagian tertentu dari arca tersebut sambil mendoakan permohonan, maka keinginan kita akan terkabul. Bagian yang disentuh adalah posisi tangan atau mudra untuk pria, dan telapak kaki untuk wanita.

Saat perjalanan turun sembari berfoto ria dengan latar agungnya Candi Borobudur. Aku melayangkan sebuah pertanyaan ke Djamal.

Djamal apa yang kamu kenal dari negeriku ini selain pariwisatanya?

Dengan senyumnya djamal menjawab: 

Korupsi!

Jlep!

 16.00;

Kami tiba di hostel, sebenarnya besok kami aka kembali melakukan perjalanan menjelajahi kota jogja, bahkan rencana djamal akan menginap di rumahku, tapi sore itu djamal mendapat kabar bahwa kawannya yang kebetulan bertemu saat di jogja, sedang sakit karena menelan sesuatu saat makan, karenanya djamal mengubah agendanya, dia dan kawannya akan berangkat ke surabaya besok (karena harga tiket pesawat dari surabaya jauh lebih murah), dari surabaya djamal akan melanjutkan perjalanan ke tarakan untuk kemudian jalan darat ke Kuala Lumpur dan kawannya akan langsung terbang kembali ke belgia.

Dimataku djamal adalah seorang bule yang berbeda dengan bule-bule pada umumnya, dia adalah seorang yang sangat baik hati dan bersahabat. Dia mengajarkan banyak hal dalam pertemuan kami yang singkat, seorang muslim yang taat dan tidak menganggap perbedaan adalah sebuah jarak. Pengalaman luar biasa dalam kehidupanku, bersamanya lah aku belajar mentertawakan dan melihat sisi lain bagaimana "lucunya" negeriku.
 

Aku sadar semua yang aku banggakan dari negeriku hanyalah titipan dari Tuhan dan yang membuat  negeriku harum hanyalah karena peninggalan nenek moyangku, semua yang indah adalah hasil karya "dulu". "sekarang"? kami hanya sekedar: MENIKMATI dan MERUSAK.



Negaramu itu miskin, tapi punya hati yang kaya. Hal ini tampak dari keramahan kalian dan ketika kalian mudah sekali untuk tersenyum. Aku tidak membayangkan jika negaramu yang miskin ini, justru mempunyai sikap yang induvidualisme dan tidak ramah seperti negaraku. -Djamal-



Klik : Kumpulan Foto dalam kisah bersama djamal


-Merci, Djamal-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar