Jalan-jalan di Ho Chi Minh City itu sangat menyenangkan, kita dapat menjelajahi kota ini hanya dengan berjalan kaki saja. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Ben Thanh Market, hanya berjarak 10 menit dari Bu Vien. Ben Thanh adalah pusat oleh-oleh murah-meriahnya Vietnam, dengan berbagai macam bentuk dan rupa, harga disini-pun relatif murah lho, pokoknya semua barang wajib tawar setengah harganya dulu. Tapi ingat, kalau si penjual sudah menyetujui harga yang kamu tawarkan, jangan coba-coba tidak jadi memebelinya ya *ambil golok.
Dari Ben Thanh Market kita bisa melanjutkan perjalanan ke Notre Dame Catherdal, bangunan ini sangat artistik dan masih berfungsi pula sebagai tempat beribadah umat Khatolik. Persis di sebelah gereja terdapat Kantor Pos Pusat Saigon, di dalam kita bisa melihat aktivitas surat menyurat, ada juga toko-toko yang menjual souvenir khas negara Vietnam. Dan banyak lagi tempat wisata di kota Ho Chi Minh yang bisa kita kunjungi hanya dengan berjalan kaki.
Kalau ada waktu cukup banyak, kita bisa melihat Water Puppet Show, semacam pertunjukkan wayang bonekanya Vietnam gitu. Uniknya mereka memainkannya di atas air, sampai sekarang saya masih bingung bagaimana bisa para dalang menggerakkan boneka-boneka itu. Petunjukkan Water Pupet Show dimainkan sebanyak dua kali dalam sehari, kami membeli tiket pukul 18.30. Setelah tiket pertunjukkan ada di gengaman, kami kembali berkeliling kota.
Banyak sekali penduduk di Ho Chi Minh City mengira kami berasal dari Malaysia. Mulai dari resepsionis hotel, penjual air mineral, penjual makanan, penjual SIM Card, penjual souvenir, bahkan seorang pelacur sekalipun. Namun, kami sempat bertemu dengan orang yang sedikit 'paham' dengan Indonesia, terutama sepak bola, dia adalah seorang penjual es kelapa muda.
Dengan bahasa antah berantah yang asing ditelinga, dia menawarkan es kelapa mudanya kepada kami, saya tanya harganya berapa, dia mengangkat kelima jarinya, ''Five thousand dong?'' tanya saya, dan dia mengangguk dengan mantapnya. Oke deh saya beli, lagian pas bangetkan, udah capek, panas, minum es kelapa muda, udah gitu harganya murah.
Sruppp. Segerr. Tiba-tiba.
''Where are you come from?'' Tanya si abang penjual es kelapa muda.
''Indonesia!'' Jawab saya dengan semangat.
''ooow,'' si abang mengangguk-angguk.
''Do you know about Indonesia?,'' tanya saya bangga.
Dengan senyum malu, dia menjawab, ''Ya. Football number two!''
*Hening seketika ditelan bisingnya jalanan HCMC *hahaha.
Setelah meminum habis es kelapa muda, saya membayar 5.000 dong, eh eh si abang menolak, buset dah, gratis bang? Dia diam, kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan uang 50.000 dong yang kemudian menunjukkannya kepada saya. Hah?? Es kelapa unyil ini harganya 50.000 dong? widih ini mah namanya es kelapa muda lapis emas. Muahalnyo.
Itulah vietnam, sedikit sekali penduduk disini yang bisa berbahasa Inggris, jika bisapun, aksen bicaranya nggak jelas buanget. Udah bahasa inggris saya bermodalkan alakadarnya, ditambah lawan bicara yg nggak jelas bicaranya, alhasil sering missunderstand. Seperti kejadian lain saat di Kantor Pos Pusat Saigon.
Saya membeli kopi khas Vietnam di salah satu kedai, kemudian iseng bertanya kepada mbak penjualnya,
''This is delicious?''
'Si mbak hanya mengangguk mantap sambil tersenyum'.
''How to say delicious in Vietnamese?''
''This is coffee number one!'' Jawab si mbak dengan tawa dan semangat membara.
Lha lho kok? Dyar! Nggak nyambung woy!
Dan kebingungan dengan bahasa selama di Vietnam disempurnakan dengan menonton Water Puppet Show, yang selama pertunjukkan menggunakan bahasa Vietnam! Hahaha, tapi pertunjukkan ini sangat unik, menarik dan wajib tonton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar